Rencana kedatangan ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU), KH. Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq), ke Kalimantan Barat dipastikan tidak dibatalkan, melainkan hanya ditunda sementara. Penegasan ini disampaikan oleh Rektor IAIN Pontianak sekaligus Ketua PWNU Kalbar, Prof. Dr. H. Syarif, S.Ag., M.A., menanggapi beredarnya berbagai isu dan video provokatif di media sosial.

“Penundaan ini murni karena persoalan teknis, bukan karena tekanan atau isu panas yang beredar,” tegas Prof. Syarif.

Ia menjelaskan, pada awalnya PWNU Kalbar memang belum dilibatkan dalam persiapan teknis kegiatan ceramah kebangsaan tersebut. Namun setelah muncul video berisi fitnah dan tuduhan terhadap Gus Muwafiq, PWNU Kalbar memutuskan untuk ikut terlibat guna menjaga marwah ulama dan meluruskan kesalahpahaman publik.

“Video yang beredar itu berisi tuduhan tidak berdasar. Dikatakan Gus Muwafiq pembenci Nabi dan pemecah bangsa itu tidak benar dan kami tepis dengan tegas,” ujarnya.

Menurut Prof. Syarif, NU sejak awal berdiri tegak bersama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Haram bagi ulama NU melakukan makar terhadap pemerintahan yang sah. NKRI harga mati, Pancasila harus terus jaya,” tegasnya lagi.

PWNU Kalbar juga membantah klaim yang menyebut penolakan terhadap Gus Muwafiq dilakukan oleh seluruh ormas Islam dan pimpinan pesantren di Kalbar.

“Tidak ada saya di sana, tidak ada Pak Pabali dari Muhammadiyah, tidak ada Pak Usman Gani dari Mathla’ul Anwar, dan tidak ada para kiai pesantren. Jadi jelas, itu fitnah,” ungkapnya.

Terkait penundaan, Prof. Syarif menuturkan bahwa panitia telah berangkat ke Yogyakarta untuk bertemu langsung dengan Gus Muwafiq, menyampaikan perkembangan kesiapan acara ceramah kebangsaan di Kalbar.

“Kami hanya fokus menjaga kehormatan ulama dan memastikan acara berjalan dengan baik. Tidak ada unsur politik,” jelasnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan tetap menjaga kondusivitas daerah.

“Gus Muwafiq bukan provokator. Beliau selalu membawa pesan kebangsaan dan perdamaian,” ujarnya.

Menutup pernyataannya, Prof. Syarif berdoa agar masyarakat Kalbar tetap rukun dan terhindar dari perpecahan.

“Semoga Kalimantan Barat selalu damai dalam lindungan Allah SWT, dan semoga kita semua mendapat syafaat dari Rasulullah SAW,” pungkasnya. (**)