Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengeluarkan imbauan kepada warga pada 30 Juli 2025 agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi kabut asap yang mulai menyelimuti wilayah kota. Ia menjelaskan bahwa kabut asap tersebut berasal dari daerah kabupaten sekitar dan kemungkinan besar dipicu oleh aktivitas pembakaran lahan.
“Sebagian besar asap yang sampai ke Pontianak merupakan asap kiriman. Di musim kemarau seperti ini, curah hujan sangat minim, sehingga suhu meningkat dan pembukaan lahan dengan cara dibakar kembali terjadi,” jelas Edi.
Pemkot Pontianak telah mengaktifkan langkah antisipatif melalui pengawasan intensif, bekerja sama dengan aparat seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta unsur pemerintahan tingkat RT, RW, dan kelurahan. Fokus pemantauan dilakukan pada wilayah-wilayah dengan risiko tinggi seperti Pontianak Selatan, Tenggara, dan Utara, yang didominasi lahan gambut.
Edi juga meminta warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama pada malam hari ketika kabut asap cenderung lebih tebal dan bisa membahayakan kesehatan.
“Pada malam hari, partikel asap cenderung turun dan menjadi lebih pekat. Ini sangat berisiko, khususnya bagi anak-anak dan orang dengan gangguan pernapasan,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara, kondisi udara di Pontianak sudah memasuki level tidak sehat, terutama pada waktu malam hingga pagi hari. Namun, ia berharap situasi ini segera membaik dengan adanya peluang turunnya hujan dalam waktu dekat.
Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa sejumlah fasilitas kesehatan telah menerima laporan peningkatan kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), terutama menyerang kelompok rentan seperti anak balita dan penderita asma.
“Karena itu kami mengingatkan warga untuk memakai masker dan membatasi aktivitas di luar rumah jika tidak mendesak,” tegasnya.
Pemerintah Kota terus melakukan pemantauan dan koordinasi lintas sektor untuk memastikan langkah penanganan dan pencegahan berjalan maksimal demi menjaga kesehatan masyarakat.
Tidak ada komentar
Posting Komentar