Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak mengadakan kegiatan gotong royong serentak di enam kecamatan, sekaligus melakukan penanaman padi simbolis sebagai bagian dari upaya mendukung program Ketahanan Pangan Nasional. Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan strategi penting untuk menjaga kebersihan lingkungan serta memastikan ketersediaan bahan pangan di Kota Pontianak.
"Gotong royong ini dilakukan serentak di seluruh wilayah Kota Pontianak, bersamaan dengan penanaman padi secara simbolis untuk mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kita manfaatkan lahan yang ada seoptimal mungkin. Bahkan, kita dorong masyarakat untuk menanam sayur-sayuran di pekarangan rumah. Terlebih di Pontianak Utara, lahannya masih cukup luas," ujar Edi usai membuka kegiatan di Jalan Flora, Pontianak Utara, Minggu (27/5/2025).
Ia menambahkan, kegiatan ini juga sekaligus untuk menginventarisasi kondisi drainase di seluruh kota. Inventarisasi ini akan menjadi dasar bagi Pemkot dalam merencanakan program prioritas untuk mengurangi risiko genangan.
"Secara bertahap, kita akan petakan saluran-saluran primer, sekunder, dan tersier mana yang harus diprioritaskan. Lingkungan yang bersih, teduh, dan sehat harus kita jaga bersama," tegasnya.
Menurut Edi, keterlibatan langsung Pemkot dalam gotong royong ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap kebersihan saluran air dan lingkungan. Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga drainase agar berfungsi maksimal, sehingga dapat mengurangi genangan air akibat hujan atau air pasang.
"Gotong royong ini sekaligus menjadi sarana edukasi untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang pentingnya merawat saluran lingkungan. Dengan drainase yang bersih, kenyamanan dan produktivitas warga juga akan meningkat," tambahnya.
Di tempat terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pontianak, Amirullah, memimpin gotong royong di Kelurahan Pal Lima, Kecamatan Pontianak Barat. Ia menjelaskan bahwa kerja bakti rutin di enam kecamatan ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja Wali Kota, yang bertujuan menjaga kelancaran aliran air di saluran-saluran kota.
"Melalui gotong royong, seluruh elemen masyarakat terlibat aktif menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air yang rentan mengalami penyumbatan akibat sedimentasi dan sampah. Setidaknya, pembersihan saluran perlu dilakukan dua hingga tiga kali setahun," ujarnya.
Amirullah mengungkapkan, jumlah saluran di Kota Pontianak yang mencapai ribuan titik menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Oleh karena itu, partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan.
"Sampah di saluran tidak hanya berasal dari rumah tangga, tetapi juga dari kayu, pipa, material bangunan, bahkan pecahan beton. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasinya," tutupnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar