Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pontianak mengadakan pelatihan penanganan kebakaran bagi anggota Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan dari berbagai sekolah. Kegiatan ini bertujuan membekali para peserta dengan pengetahuan serta keterampilan praktis dalam menghadapi situasi darurat, seperti kebakaran. Materi pelatihan meliputi penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), cara menangani kebakaran akibat kebocoran gas, hingga teknik-teknik evakuasi darurat.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, baik yang bersifat alam maupun non-alam. Menurutnya, pelatihan ini sangat relevan agar relawan muda memiliki respons cepat saat terjadi bencana, termasuk kebakaran. Ia juga mengingatkan bahwa dalam kondisi darurat, ketenangan dan kemampuan mengambil keputusan cepat menjadi faktor krusial.

"Ketika menghadapi bencana, termasuk kebakaran, jangan panik. Keputusan harus diambil dalam hitungan detik. Selain keberanian, diperlukan juga kecerdasan dan prioritas keselamatan diri," pesannya.

Edi juga menyoroti pentingnya keberadaan APAR yang berfungsi optimal. Ia mengingatkan bahwa banyak alat pemadam hanya menjadi pajangan karena tidak diperiksa secara rutin.

"APAR di rumah atau gedung perlu dicek minimal sekali setahun agar tetap siap digunakan saat dibutuhkan," ujarnya.

Selain itu, ia mengingatkan agar masyarakat juga waspada terhadap potensi bahaya lain yang bisa muncul saat bencana, seperti kemunculan hewan liar.

"Kenali karakteristik bahaya, misalnya ular, agar bisa bertindak dengan tenang dan tepat," tambahnya.

Wali Kota juga menegaskan pentingnya perlengkapan keselamatan bagi relawan. Mereka harus memastikan keselamatan pribadi sebelum membantu orang lain.

"Jangan sampai kita yang berniat menolong justru menjadi korban," tegasnya.

Ia berharap pelatihan ini dapat memperkuat kesiapan dan keterampilan peserta, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk membantu masyarakat sekitar.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Bantuan Bencana PMI Kota Pontianak, AKBP Purn Syarifah Salbiah, menjelaskan bahwa sebanyak 300 peserta dari berbagai sekolah turut ambil bagian dalam pelatihan ini.

"Tujuannya untuk membentuk kesiapsiagaan relawan muda menghadapi situasi darurat, terutama kebakaran," katanya.

Pelatihan ini mencakup teori dan simulasi lapangan, termasuk teknik evakuasi korban, penggunaan masker, hingga pemberian oksigen dalam situasi tertentu.

"Peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung praktik di lapangan," tambah Salbiah.

Selain pelatihan tanggap bencana, PMI Pontianak juga memiliki program lain untuk siswa, seperti edukasi teman sebaya dan berbagai kegiatan kepalangmerahan.

Putri Ramadanti, anggota PMR SMK SMTI Pontianak, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti pelatihan ini.

"Ini pengalaman pertama saya ikut pelatihan seperti ini, dan saya sangat senang. Saya belajar banyak, mulai dari menggunakan APAR hingga teknik memadamkan api dengan jari," tuturnya.

Putri bertekad untuk membagikan ilmu yang didapatnya kepada teman-temannya di sekolah.

"Pelatihan ini sangat bermanfaat, dan saya ingin berbagi agar lebih banyak orang tahu bagaimana menghadapi kebakaran," pungkasnya.

Sumber : Prokopim
Publisher : Darius Tarigan